Selain sebagai pusat ekonomi bisnis dan wisata, kota Jakarta juga menjadi tempat jutaan orang mengadu nasib mencari penghidupan yang layak. Ditengah gemerlapnya gedung-gedung yang menjulang tinggi, ternyata masih ada perkampungan berseri nan asri seperti yang ada di wilayah Jakarta Utara, yaitu Kampung Berseri Astra (KBA) Sunter Jaya.
KBA Kampung Sunter Jaya yang terletak di RW 01, Kelurahan Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara ini dahulunya merupakan pemukiman yang hampir tidak memiliki pepohonan, jarak antar rumah saling berdempetan dan tidak mempunyai tempat pembuangan sampah sendiri, sempitnya lahan membuat warga kesulitan membuang sampah. Diperparah lagi dengan buruknya sistem drainase, ikut membuat musim hujan kerap menjadi bencana dan banjir tahunan yang acap kali melanda kampung Sunter Jaya.
Menjadi Kampung Berseri Astra Produktif
Seiring dengan berjalannya waktu, warga kampung pun mulai peduli terhadap lingkungan dan menata kampungnya menjadi lebih asri dan lebih ceria. Kampung dengan populasi 13.267 jiwa itu, warganya kompak bahu-membahu membangun kampungnya. Salah satunya adalah dengan berkreasi mengecat jalan jadi berwarna-warni, pada beberapa jalan bahkan di cat dengan pola permainan tradisional anak-anak.Dilansir dari laman Republika, Rabu (30/12/2020), RB Sutarno, pembina KBA Sunter Jaya prihatin akan kondisi kampungnya. Sejak 2009, mantan guru sekolah swasta itu pun mencoba untuk menyadarkan warga untuk lebih peduli dengan lingkungan. Bermitra dengan salah satu komunitas dari Sunter Indah, dia mencoba untuk melatih warga mengelola sampah rumah tangga dari sumbernya. Sampah organik harus dipisahkan untuk dijadikan kompos. Sementara sampah anorganik didaur ulang dan masuk ke bank sampah. Untuk menyemangati warga, Sutarno menghijaukan lusinan gang di kampung itu dengan pot. Untuk gang yang jalannya amat sempit, pot akan digantung.
“Pada 2010 itu ada gerakan kampung hijau dari pemerintah. Kita mulai per RT melakukan penghijauan,” jelas dia. Sutarno pun menggandeng pengurus RT dan RW. Setiap RT membentuk tim hijau yang dikordinasikan oleh pengurus RW 01. Masuknya bantuan dari CSR Astra Honda Motor —yang sudah terlebih dahulu membantu bank sampah— membuat gerakan kampung hijau semakin massif. Perlahan, RW 01 pun berubah wajah.
Sutarno kemudian bersinergi dengan warga lain dalam pengelolaan sampah. Jika dia memproduksi sampah organik, maka sampah anorganik diserahkan kepada ibu PKK. Pengelolaan sampah plastik dikomandoi oleh Sri Rahayu dengan bank sampahnya. Bank Sampah dengan nasabah berjumlah lebih dari seratus orang itu bisa mengumpulkan tiga ton sampah plastik per tiga bulan. Warga pun bisa menabung di bank sampah tersebut. Tabungan dari setoran sampah yang dihargai Rp 3000 per kilogram akan diambil saat Idul Fitri. “Buat beli daging waktu lebaran,”ujar Sri Rahayu.
Untuk menambah serapan, warga membuat 250 lubang biopori yang tampak di sepanjang jalan. Kampung ini juga menyiapkan pompa pengendali banjir plus sistem peringatan dini jika ada bencana. Meski sejak 2015, banjir sudah tidak lagi hinggap ke area RW 01.
Sebagai tempat pembibitan, Sutarno membuat taman mini di lantai dua rumahnya. Taman seluas 150 meter itu sepenuhnya berwadahkan pot. Pohon pisang, kelor, palem, cabai, pegagan hingga lidah buaya menjadi penghuninya. Hidup di pot tak membuat pepohonan itu mandul. Mereka bisa tetap berbuah. “Coba lihat ini pisang. Sebentar lagi bisa dipetik,” kata Sutarno.
Taman itu dilengkapi dengan dua kolam ikan lele. Kolam ikan dibangun dengan susunan behel tak bersemen. Lembaran terpal melapisi kolam itu. Air kolam itu pun diambil dari limbah air penyejuk udara (Air Conditioner). Taman di rumah Sutarno pun yang mengambil konsep kebun gizi dan kolam gizi. Dia bisa mengambil sayuran dan ikan untuk minimal dikonsumsi sendiri. “Ini konsep mini proklim sebenarnya,”jelas dia.
Kini, rumah Sutarno menjadi tempat pembelajaran pengelolaan sampah baik organik maupun anorganik. Astra membantu merenovasi rumah pribadi Sutarno hingga layak untuk dijadikan rumah belajar. Astra juga melengkapi alat-alat produksi kompos di rumah Sutarno. Meski terletak di gang sempit, rumah itu bisa menampung belasan orang yang hendak belajar cara pengelolaan sampah. “Ruang ini kami dibantu Astra menjadi rumah belajar. Alat-alat ini dibantu oleh Astra,”tambah dia.
Diganjar Prestasi
Hasil program ini bisa dinikmati sekarang. Selain dapat menanggulangi banjir, RW 01 juga mendapat trofi Kampung Proklim dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup pada 2016. Padahal, Sutarno menjelaskan, wilayah perkotaan yang mendapatkan trofi tersebut amat sedikit. “Sehingga saat ini Wilayah RW 01 Sunter Jaya menjadi wilayah percontohan oleh KLHK untuk Kampung Proklim untuk tipe perkotaan,” jelas dia. Sutarno pun mendapat prestasi Kalpataru Tingkat Nasional. Trofi ini diberikan di Jakarta, Senin (21/12). Sutarno meraih kalpataru untuk kategori pembina atas prestasinya membangun Proklim KBA Sunter Jaya.Sebelum pandemi, reputasi RW 01 sebagai kampung proklim mengundang tamu dari seantero daerah di Tanah Air untuk berkunjung. “Dari Aceh hingga Papua sudah kesini,” kata Kartono. Sutarno menimpali, tamu-tamu luar negeri juga melakukan studi banding ke RW 01. Mereka ingin belajar pengelolaan sampah dan cara membuat pemukiman padat penduduk menjadi hijau.
Tujuan dari program KBA ini adalah Astra ingin memberikan bantuan untuk pengembangan dan kemandirian. Ada 4 pilar kontribusi sosial Astra yaitu Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan dan Kewirausahaan. Karena itulah, untuk menjadi Kampung Berseri Astra (KBA) tentunya harus sudah melaksanakan aktifitas 4 pilar tersebut.
KBA Sunter Jaya, Kampung Literasi Ramah Anak
Kampung Produktif adalah konsep kampung mandiri yang mampu menjadi pusat pembelajaran dan memenuhi kebutuhan sendiri melalui kegiatan produktif dan meningkatkan kualitas hidup di bidang pendidikan, lingkungan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi.Kegiatan Pos Baca ini sangatlah ditunggu oleh anak-anak, karena disini mereka bisa bernyanyi, membuat prakarya, mendongeng hingga menulis pengalaman sehari-hari di agenda, tempatnya pun berpindah-pindah di tiga lokasi wilayah Sunter Jaya.
Selain kegiatan Pos Baca, di Kampung Berseri Astra (KBA) Sunter Jaya ini juga ada Wisata Literasi untuk anak-anak PAUD yang bertujuan agar dapat mengenalkan buku sejak dini, sehingga anak-anak menjadi gemar membaca buku dan mulai tertarik untuk menulis.
Gerobak Buku untuk anak-anak juga dibuatkan oleh Astra atas permintaan Tati (sapaan akrab Sri Hartati selaku Relawan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak atau RPTRA) karena menurut Tati taman bacaan mereka terlalu kecil untuk menampung koleksi buku yang ada. Tak hanya itu, ada juga pendampingan belajar untuk anak usia dini, SD dan SMP.
0 komentar:
Posting Komentar