(Sumber foto: Dok. Viva.co.id)
Tanpa kita sadari, membuang sampah sembarangan merupakan hal yang sering kita lakukan, kebiasaan buruk ini tentu saja mengakibatkan kerugian yang tidak bisa dianggap sepele. Padahal, sudah ada tempat sampah organik dan non-organik, namun ada saja orang yang dengan seenaknya membuang sampah pada tempat yang salah.
Kreatif dan Konsisten Merawat Lingkungan
Sampah seharusnya dibuang ke tempat sampah, agar nanti bisa diangkut oleh petugas pengangkut sampah yang nantinya dibawa ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Kemudian biasanya sampah yang ada di TPA nantinya akan diolah, atau dihancurkan , dibentuk kembali menjadi bahan yang berguna dan bermanfaat.Pembiasaan membuang sampah pada tempatnya bisa dimulai sejak dini dari rumah. Dimulai dari hal-hal kecil, namun jika dilatih sejak usia dini dan terus-menerus, maka ini akan sangat bermanfaat dan menjadi budaya.
Mulanya berawal dari kegelisahan seorang Amilia Agustin melihat onggokan sampah yang ada di lingkungan sekolahnya, merasa amat jijik melihat sampah yang bertebaran dimana-mana. Untuk itu Ami (sapaan akrabnya) bersama sepuluh orang kawannya berinisiatif membuat komunitas yang berbasis sekolah yang bernama "Go To Zero Waste School” dan mengajukan proposal program Karya Ilmiah Remaja itu kepada Program Young Changemakers dari Ashoka Indonesia.
Di tahun 2015 program itu diinisiasi untuk membuka peluang bagi kaum muda usia 12-25 tahun mempraktekkan prinsip-prinsip sosial entrepreneurship yang bertujuan untuk menciptakan pemimpin di masa datang yang mampu membuat perubahan. Proposal proyek “Go To Zero Waste School” dengan biaya operasional Rp.2,5 juta ini disetujui. Proyek pengelolaan sampah ini terbagi dalam empat bidang, yaitu untuk sampah anorganic, organic, tetra pak, dan kertas.
Perempuan yang dijuluki Ratu Sampah kelahiran 20 April 1996 ini dulunya adalah seorang siswi jebolan SMA Negeri 11 Bandung yang meraih penghargaan Satu Indonesia 2010 karena kontribusinya terhadap sanitasi di kota Bandung, Jawa Barat. Aktif di berbagai kegiatan, antara lain Kelompok Ilmiah Remaja, Matematika Club, Komunitas Sahabat Kota, Balad Kuring, Kebunku, serta Archipelago.
Melansir Viva.co, delapan tahun lalu, tumpukan lautan sampah adalah lahan 'bermain' bagi Amilia Agustin. Di usianya yang baru 14 tahun kala itu, ia dijuluki sebagai Ratu Sampah. Kini, Amilia telah berubah menjadi wanita muda yang menyandang gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Udayana di Denpasar, Bali. Tak hanya itu, ia yang sudah diwisuda beberapa waktu lalu berhasil meraih predikat lulusan terbaik dengan indeks prestasi kumulatif 3,9.
Pemilik panggilan Ami ini sejak kecil percaya bahwa sebuah negara dapat maju karena sistem pendidikannya yang baik. “Pendidikan yang baik harapannya membentuk sumber daya manusia yang baik juga,” kata Ami dalam rilis yang diterima VIVA, Selasa, 14 Agustus 2018.
Saat ditanya mengenai cita-citanya, gadis periang itu dengan mantap menjawab masih ingin menjadi presiden. Jawaban yang sama ketika ditanya pada sebuah talkshow populer di salah satu TV nasional enam tahun lalu.
Tak cerdas secara akademisi, Ami juga punya kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Dia membangun komunitas yang bergerak di bidang lingkungan bersama Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat universitas yang langsung melibatkan masyarakat. Waktu luangnya pun selalu ia manfaatkan untuk membaca jurnal, dan menjadi asisten dosen di sejumlah mata kuliah.
Baginya, salah satu motivasi terbesar ialah ucapan ibunya :
"Gunakanlah masa mudamu untuk melakukan hal yang tidak bisa kamu lakukan di masa tuamu."
- Ibunda Amilia Agustin -
Kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar ini pun dituangkan ke dalam tugas akhir kuliahnya. Dalam tugasnya ia meneliti tentang pekerja anak. Hal ini karena menurutnya tidak seharusnya anak-anak bekerja untuk mendapatkan uang daripada sekolah.
“Dari data yang aku dapat, salah satu wilayah tertinggi jumlah pekerja anaknya ialah Nusa Tenggara Barat, mulai dari bertani, pekerja seni sampai pekerja seks di bawah umur ada di sana,” ujarnya.
Kepeduliannya membuat Ami pada tahun 2010 lalu mendapat apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia (SATU Indonesia) Awards pada bidang lingkungan dari PT Astra International Tbk. Dan sampai sekarang Ami terus menunjukkan keuletannya dalam tiap aktivitas yang digelutinya.
Sisi kebaikan hatinya tinggi. Dari hadiah yang diterimanya ia menyisihkan untuk orang lain, seperti memberi mesin jahit pada warga sekitar sekolah agar bisa membuat kerajinan dari sampah.
Ami juga menginsipirasi warga Baleendah untuk membuat kampung harapan, yaitu pusat pengelolaan sampah rumah tangga yang diharapkan bisa menjadi salah satu solusi bagi pencegahan banjir. Ke depan, Ami bertekad untuk terus menambah ilmu dan menularkan sikap peduli lingkungan agar warga Bandung bisa lepas dari masalah sampah.
Dalam acara Kick Andy, edisi Jum'at, 6 Juli 2012 ia punya satu semboyan :
"Jika kita bukan orang sembarangan, jangan membuang sampah sembarangan!"
— Amilia Agustin, dikutip dari situs Kompasiana
"Jika kita bukan orang sembarangan, jangan membuang sampah sembarangan!"
— Amilia Agustin, dikutip dari situs Kompasiana
0 komentar:
Posting Komentar