Bicara tentang bumbu rempah, beberapa masakan Indonesia memiliki berbagai bumbu rempah untuk melezatkan masakan.
Nah, satu diantaranya ialah masakan khas Batak Toba, yang menggunakan bumbu rempah bernama Andaliman.
Apakah Anda pernah mendengar 'Andaliman'?
Terdengar asing di telinga saya sih sebenarnya, Anda juga kah? tapi saya malah penasaran sama bumbu rempah Batak Toba yang satu ini.
Mengenal Andaliman si Merica Batak
Pada kesempatan ini, Yayasan Doktor Sjahrir yang bergerak untuk mengawal pelestarian hutan dan alam, mengajak saya dan rekan-rekan blogger untuk mengenal Andaliman yang merupakan rempah asli pinggiran Danau Toba dengan tema "Andaliman Cita Rasa Danau Toba".
Acara Bincang Blogger dan Jurnalis pada Sabtu lalu (6/4) yang berlangsung di Almond Zucchini Cooking Studio, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, diawali oleh sambutan dari Ibu Amanda Katili Niode selaku perwakilan dari Yayasan Doktor Sjahrir.
Beliau membuka sesi dengan menceritakan sebuah event international pada tahun 2018, dimana Andaliman diperkenalkan ke mata dunia, dan hasilnya adalah respon positif jelas terlihat dengan laris manisnya masakan Indonesia yang diracik menggunakan rempah Andaliman.
Andaliman adalah rumpun jeruk-jerukan mengandung vitamin C dan E alami yang berfungsi menjaga daya tahan tubuh. Dia juga mengandung senyawa minyak atsiri dan alkaloid yang berfungsi sebagai anti oksidan dan anti mikroba.
Andaliman berbentuk bulat kecil bergerombol selayaknya buah pala. Andaliman mempunyai citarasa yang khas. Andaliman meninggalkan jejak rasa getir, kelu atau kebal di lidah, sensasi rasa getir berasal dari kandungan zat hydroxy-alpha-sanshool. Andaliman disebut juga sebagai 'merica batak' karena memang rempah ini begitu terkenal di Sumatera Utara.
Bukan hanya dikenal di Sumatera Utara saja, Andaliman juga dipakai sebagai campuran rempah pada masakan khas Padang.
Andaliman sendiri bisa ditemui di pasar tradisional dalam keadaan utuh atau sudah dalam bentuk bumbu halus siap olah maupun dalam bentuk pasta. Begitu besarnya peranan bumbu khas ini di masakan Medan dan Toba seperti Arsik, Nanimura, Mie Gomak. Aroma jeruk yang kuat ternyata mampu menghilangkan bau amis ikan, bahkan mentah sekalipun. Pada sajian sambal, Andaliman juga kerap digunakan untuk menambah rasa pedas.
Walaupun sering disebut sebagai merica Batak, Andaliman juga memiliki nama lain, yaitu intir-intir, szechuan pepper, zanthoxylum acanthopodium, sanchonamu atau chopinamu.
Dr. Wan Hidayati, Msi (Kepala Dinas Pariwisata & Kebudayaan Sumut) memaparkan tentang historical Toba Caldera Geopark : ada 5 super yang bisa mengangkat daerah Danau Toba. Andaliman merupakan salah satu hasil letusan Volcano Caldera Toba.
Ir. Murni Titi Resdiana, MBA (Kantor Utusan Khusus Presiden Bidang Pengendalian Iklim) menjelaskan bahwa Andaliman bisa mengatasi era pemanasan global dengan tanaman lokal. Tanaman Andaliman dan turunannya bisa berkontribusi isu perubahan iklim.
Beliau juga menilai produk non kuliner essential oil dari bahan #rempahandaliman juga memiliki potensi, selain kuliner menggunakan #rempahandaliman. #rempahandaliman juga sering dimanfaatkan untuk kepentingan industri farmasi, selain digunakan sebagai bumbu masak.
Andaliman juga tengah dikembangkan menjadi produk unggulan khas Danau Toba dan diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di desa.
Tanaman Andaliman, seperti dilansir dalam jurnal usu.ac.id merupakan tumbuhan liar yang tumbuh di pegunungan berketinggian 1.400 m dari permukaan laut. Tinggi tanamannya berkisar 3-8 m. Andaliman mengandung minyak atsiri dan yang bersifat antioksidan. Sementara, ekstrak buahnya dapat menjadi obat herbal yang bermanfaat baik untuk rahim.
Jadi, selain menyedapkan makanan, Andaliman juga bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Sosok Marandus Sirait Dibalik #rempahandaliman
Adalah Marandus Sirait yang berjibaku membuat sebuah hutan yang sekaligus untuk menunjukkan kepeduliannya buat lingkungan di atas lahan miliknya seluas 40 hektar. Beliau juga menjadikannya sebagai alternatif tempat wisata yang nyaman untuk dikunjungi, lalu tempat itu diberi nama Taman Eden 100. Eden merujuk pada sebuah taman yang ditempati Nabi Adam, sedangkan angka 100 mengacu pada jumlah jenis pohon buah dan kayu-kayuan yang sengaja beliau tanam berdampingan.
Lebih berharga menaman sebatang pohon daripada menyimpan sebatang emas di lemari besi.
Marandus Sirait
Butuh perjuangan yang sangat keras dan tidak mudah untuk mewujudkan Taman Eden 100 bagi
Marandus. Namun berkat kerja keras beliau, kini Taman Eden 100 telah menjadi salah satu tempat wisata alternatif di Sumatera Utara. Dan beliau telah dianugerahi penghargaan Kalpataru pada tahun 2005.
Jarak Taman Eden 100 tidak begitu jauh dari Danau Toba, jadi untuk wisatawan yang mengunjungi Danau Toba, bisa sekalian satu paket dengan mengunjungi Taman Eden 100 ini.
Kita bisa menjumpai Andaliman di Taman Eden 100, yang merupakan kebun tanaman Andaliman. Sebagai tanaman hutan ternyata Andaliman memiliki duri sebagai pelindung dirinya, dapat hidup berdampingan dengan semak-semak dan dalam merawatnya pun tidak membutuhkan bahan kimia, Andaliman merupakan tanaman yang menjaga keseimbangan ekosistem.
Tidak mau ketinggalan juga nih chef Rahung Nasution dan tim dari Almond Zucchini Cooking Studio mengaplikasikan #rempahandaliman dalam demo masak, menu kali ini adalah nasi goreng dan satai lilit. Seruuuu dan membuat kami semua penasaran, gimana sih caranya menggunakan #rempahandaliman ini?
Dari penampakan kedua menu diatas itu saja sudah menggugah selera...hmm yummy, apalagi setelah nyobain sambel Andalimannya, mantul abis rasanya, untuk cocolan keripik atau makanan ringan, apalagi sebagai pelengkap menu makanan lainnya.
Keberadaan Andaliman di masakan Batak adalah aset warisan kuliner yang perlu terus digali, dilestarikan, disosialisaikan dan dipolulerkan. Karena ini adalah salah satu jejak sejarah perjalanan bumbu #rempahandaliman Indonesia dalam peta bumbu dunia.
0 komentar:
Posting Komentar