Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di provinsi Jawa Barat , yang menjadi bagian dari megapolitan Jabodetabek dan menjadi kota satelit dengan jumlah penduduk terbanyak se-Indonesia.
Saat ini kota Bekasi berkembang menjadi tempat tinggal kaum urban dan sentra industri, dengan jumlah penduduk yang padat, diiringi dengan jumlah limbah rumah tangga yang makin meningkat.
Sebagai kota yang menyandang julukan Kota Patriot atau Kota Pejuang ini pun tidak luput dari masalah kebersihan. Seiring dengan kepadatan penduduknya, sampah merupakan salah satu persoalank krusial yang sampai saat ini masih menjadi perdebatan. Kebiasaan dari penduduk yangb belum menyadari adalah pentingnya menjaga kebersihan.
Jum'at lalu, 26 Oktober 2018, saya bersama Komunitas Sahabat Blogger yang menjadi peserta IWITA Bekasi berkesempatan menghadiri acara "Advokasi Peran Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan Melalui Pelatihan Daur Ulang Sampah Di Kota Bekasi", yang bertempat di Hotel Horison, Bekasi Barat. Acara yang diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi ini dihadiri oleh :
- Deputi Bidang Kesetaraan Gender Ibu Agustian Erni
- Sekretaris P3A Bapak Jaya Eko Setiawan SH,
- Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Bapak Suudi
- Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bekasi Ibu Tetet Heryati
- Kabid KPPPA Bekasi Kota Bapak Ari Tazmara www.dlh.bekasikota.go.id Instagram : @aksilingkunganhidup
- Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Bapak Ir.Themy Kendra Putra M.Si,
- Komunitas Sahabat Blogger
- IWITA (www.iwita.id)
Pak Suudi menjelaskan bahwa dalam memandang tentang sampah sebaiknya perlu cermat memahami dengan jeli terhadap sampah. “Kita adalah produsen sampah”
"Sampah yang dibuang di sembarang tempat dapat menjadi sumber permasalahan sosial. Permasalahan sosial yang kerap timbul yaitu adanya bau yang tidak sedap sehingga berakibat saling menyalahkan antar sesama. Hal ini tentu akan berefek tidak baiknya hubungan bersama masyarakat." papar Pak Suudi.
Kebiasaan Membuang Sampah Sembarangan
Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari tangan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (definisi dari WHO).
Menurut UU RI No 18 tahun 2008 tentang sampah adalah sisa kegiatan manusia sehari-hari dan proses alam yang berbentuk padat.
Kebiasaan membuang sampah sembarangan sudah menjadi hal yang biasa dilakukan warga masyarakat, tidak sedikit dari mereka yang membuang sampah di sungai, kali, selokan, bahkan lahan kosong yang ada disekitar, meskiun ada juga warga yang konsisten menjaga kebersihan lingkungan, tapi bisa dihitung dengan jari jumlah orangnya.
Kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan ini ternyata tidak dilakukan oleh orang dewasa saja, anak-anak pun ikut meniru perilaku orang-orang dewasa, aduh koq rasanya miris banget ya.
Pertambahan sampah yang naik hampir 2,5 % setiap tahunnya menjadi persoalan krusial bagi masyarakat kota Bekasi, khususnya sampah-sampah plastik yang
sulit untuk dihancurkan.
Untuk mengurangi tumpukan sampah ini, pemerintah setempat telah melakukan berbagai cara dilakukan, mulai dari membuat pupuk kompos hingga mendaur ulang sampah menjadi alat-alat rumah tangga atau lainnya yang dapat dimanfaatkan lagi.
Namun, penanggulanan tumpukan sampah tersebut belum menimbulkan dampak yang berarti di masyarakat. Karena masih saja banyak kita temukan tumpukan sampah di mana-mana, tidak hanya diterminal, dijalan, dipasar, maupun di TPS.
Dampak Negatif Membuang Sampah Sembarangan
Membuang sampah sembarangan otomatis akan menimbulkan dampak negatif yang sangat merugikan bagi warga masyarakat, diantaranya :
- Menjadi Sumber Penyakit, lingkungan sekitar yang tercemar, menjadi kotor dan tidak sehat menjadi pemicu timbulnya berbagai penyakit.
- Memicu Terjadinya Bencana Alam, sampah yang dibuang disembarang tempat akan menyumbat saluran-saluran air, sehingga timbul banjir, tumpukan sampah yang menggunung bisa mengakibatkan longsor, dan sumber-sumner air yang berada disekitar tempat pembuangan sampah juga bisa tercemar.
Pengurangan Dan Pengelolaan Sampah
Dari persoalan di atas, terlihat masih minimnya sistem pengelolaan yang tepat sasaran dalam penanggulanangan sampah, khususnya dalam mengurangi sampah-sampah, terutama sampah plastik yang ada. Pengelolaan sampah berbasis
partisipasi masyarakat memerlukan manajemen yang matang, sehingga proses dari pengumpulan sampah sampai pada tempat penampungan sampah dapat berjalan dengan baik.
“67% sampah berupa organik dan 32,8 berupa sampah an organik. Dari sampah organik akan diolah untuk dibuat pupuk kompos, sedangkan sampah anorganik dikelola dengan sistem 3R. Hal ini dilakukan agar mengurangi timbunan sampah dan bisa menghasilkan uang. Jadi perlu adanya pemilahan sampah untuk menjaga kesehatan warga masyarakat. ” ungkap Pak Suudi
Seringnya program gagal diakibatkan belum adanya manajemen yang baik dalam pengelolaannya.
Oleh sebab itu, manajemen sangat diperlukan dalam pengelolaan sampah. Apalagi jika kita mendengar yang namanya bank, sejauh ini proses manajemennya sudah tersistem dengan baik dan didukung dengan pelayanan yang terpadu.
Dalam kebijakan pemerintahan, khususnya Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yakni Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah. Dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 yang menyampaikan bahwa perlunya perubahan paradigma mendasar dalam pengelolaan sampah di masyarakat yaitu dari paradigma mengangkut, membuang menjadi pengelolaan yang bertumpukan pada pengurangan sampah dan penangan sampah.
Kegiatan ini menuntut partisipasi seluruh lapisan masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha untuk berperan aktif dalam pengurangan sampah dalam melaksanakan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang, dan pemanfaatan kembali sampah atau yang biasa dikenal dengan istilah 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) melalui upaya-upaya yang cerdas, efesien dan terprogram.
5 Unsur Penting Dalam Pengelolaan Sampah
Ir. Themy Kendra Putra, M.Si. menjelaskan tentang pengembangan bank sampah ramah lingkungan menuju teknologi informasi. Salah satu dosen yang mengajar di sebuah perguruan tinggi ini menjelaskan bahwa bukan saja sampai 3R namun sampai 5R, yaitu Reuse, Reduce, Recycle, Replace, dan Replant.
Pengelolaan sampah yang baik harus memiliki 5 unsur penting, yaitu :
- Reduce (Mengurangi), adalah pengelolaan sampah dengan cara menghindari dari berbagai barang yang kiranya tidak dapat didaur ulang atau diperbaharui. Sebaiknya jika ingin berbelanja kita tidak menggunakan kantong plastik, gantilah dengan tas bahan kain atau kantong kertas.
- Reuse (Penggunaan Kembali), ini merupakan kegiatan untuk menggunakan kembali material atau bahan yang layak pakai agar bisa dimanfaatkan kembali. Botol atau kaleng bekas bisa dijadikan celengan, pot bunga atau sesuai ide dan kreativitas kita masing-masing.
- Recycle (Mendaur Ulang), yaitu pengelolaan dan pengurangan sampah dengan metode mendaur ulang atau mengolah kembali sampah yang ada. Sampah organik bisa diolah lagi menjadi pupuk kompos dan untuk plastik, kaleng juga botol bisa diolah menjadi kerajinan tangan yang indah.
- Replace (Mengganti), merupakan kegiatan untuk mengganti pemakaian suatu barang atau memakai barang alternatif yang sifatnya lebih ramah lingkungan dan dapat digunakan kembali nantinya. Harapannya adalah kegiatan ini mampu untuk mengubah kebiasaan seseorang dan dapat mengurangi populasi sampah yang semakin hari berkembang biak dan sudah membludak.
- Replant (Penanaman Ulang), suatu kegiatan menanam berbagai macam jenis tanaman untuk mengurangi pemanasan global, program Reboisasi adalah salah satunya.
Dengan menerapkan kelima hal tersebut diatas diharapkan dapat mendapatkan hasil yang maksimal dalam pengelolaan sampah.
Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup Dengan Bank Sampah
Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Bekasi menargetkan dapat meraih Piala Adipura. Keberhasilan dalam meraih adipura dapat dilakukan dengan turut sertanya masyarakat Kota Bekasi dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Partisipasi masyarakat sangat penting dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup. Partisipasi masyarakat dapat dilakukan pula melalui para relawan yang bersama-sama melakukan kegiatan kepedulian lingkungan. Salah satunya adalah bank sampah gerakan peduli lingkungan yang mengelola 1.019 bank sampah yang tersebar di 56 kelurahan se-Kota Bekasi.
Bank Sampah adalah sebuah upaya gerakan swadaya masyarakat dalam mengurangi sampah dengan cara memilih dan memilah serta memanfaatkan kembali sampah yang kiranya masih terdapat nilai ekonomi.
Bank Sampah Memiliki Konsep Dasar (5M)
- Mengurangi Sampah
- Memilah Sampah
- Memanfaatkan Sampah
- Mendaur Ulang Sampah
- Menabung Sampah.
Tujuan Bank Sampah
Adalah untuk solusi reduksi sampah di tingkat masyarakat karena kemampuannya yang menjadi bagian dari sistem rantai pengumpulan sampah yang terintegrasi.
Mengurangi sampah sebaiknya tidak dengan cara dibakar, karena dengan membakar sampah malah akan melepaskan zat karbon dikosida (CO²) dan zat-zat yang berbahaya lainnya yang menyebabkan kanker dan gangguan saluran pernapasan. Daripada dibakar, lebih baik dikubur didalam tanah.
Pentingnya Manajemen Pengelolaan Bank Sampah
Kesadaran dari masyarakat yang masih rendah terhadap pentingnya memilah sampah dari asalnya masih perlu ditumbuhkan terus, kesadaran yang merata diperlukan dari berbagai lapisan masyarakat.
Ketika pemilahan sampah sudah dilakukan di bank sampah, kemudian sudah ditentukan pihak industri yang mau menampung sampah- sampah khususnya sampah yang bisa di daur ulang. Hal ini tentu akan memudahkan masyarakat dalam mengelola
pembuangan sampah seperti pemilahan sampah kering maupun basah, sudah ada penampung tetap yang membelinya. Jadi jika demikian alur distribusi sampah tidak menumpuk di bank sampah.
Oleh sebab itu, manajemen pengelolaan bank sampah, khususnya di kota Bekasi dan kota-kota lainnya perlu dikaji ulang, pengontrolan masih lemah terhadap
penyelenggaraan bank sampah ini. Terkadang hanya bersifat euphoria sesaat, misalnya ketika trend bank sampah muncul, kemudian ikut-ikutan dalam pembangunan bank sampah. Pihak pengelola bank sampah itu sendiri, selain menerapkan target, menambah nasabah, meningkatkan layanan, dan tentunya diperlukan juga terobosan-terobosan baru dari bank sampah dengan menerima berbagai macam produk yang dapat dijadikan uang oleh
masyarakat. Banyak sistem pengelolaan sampah yang dapat dijadikan acuan untuk pengelolaan sampah dari terbuang menjadi berdaya guna atau lebih dikenal dengan istilah “trash to cash” .
Kesadaran masyarakat dan pemerintah dapat dibangun dengan melakukan kerjasama yang intens dalam penanganan masalah sampah ini. Selain itu,
pemerintah juga mampu merangkul stakeholder untuk turut serta dalam mengembangkan sampah, maka lingkungan tempat tinggal masyarakat terbebas dari tumpukan sampah, bersih, dan bebas dari penyakit.
Produk-produk daur ulang yang telah dihasilkan dari sampah memerlukan adanya pemasaran secara berkelanjutan. Produk yang hasilnya biasa saja ternyata bisa disulap menjadi sebuah produk yang kualitasnya tidak kalah bagus dari produk sejenisnya.
Ibu Martha Simanjuntak selalu Founder IWITA.ID ini berbagi ilmu kepada semua peserta yang hadir, dan keseruan mulai hadir saat sesi ini berlangsung.
Tips Membuat Konten Kreatif Marketing
- Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh semua pengguna internet. Terutama pangsa pasar bagi produk yang akan dijual.
- Memberikan informasi produk secara rinci, singkat dan jelas.
- Story telling atau bahasa bercerita, jangan pakai bahasa yang langsung mengajak untuk membeli, tapi berceritalah lebih dahulu.
Beberapa produk hasil daur ulang
Praktek cara membuat foto produk yang benar
untuk dipasarkan secara online
Ibu Martha menjelaskan tentang "Bagaimana Caranya Menciptakan Strategi Branding yang Komprehensif".
Konsep Strategi Branding
Para peserta yang hadir diharuskan untuk langsung mempraktekkan ilmu yang disampaikan oleh ibu Martha, dengan maksud agar lebih paham dan bisa secepatnya direalisasikan.
Tentang IWITA
IWITA (Indonesia Women Information Technology Awareness) adalah Organisasi Perempuan Indonesia Tanggap Teknologi Informasi sebagai organisasi berbadan hukum yang memiliki ‘positioning’ mencerdaskan Perempuan Indonesia melalui Teknologi Informasi.
Program Kegiatan IWITA
IWITA aktif dalam berbagai kegiatan dan bekerjasama dengan berbagai stakeholders diantaranya :
a. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan, pelatihan, seminar, lokakarya, sosialisasi, promosi dan lain sebagainya yang berhubungan dengan bidang perempuan dan teknologi informasi.
b. Memberikan masukan kepada Pemerintah berkaitan dengan regulasi dan kebijaksanaan yang menyangkut bidang teknologi informasi.
c. Menghimpun, mengelola dan mengembangkan bahan kepustakaan yang berhubungan dengan bidang perempuan dan teknologi informasi.
d. Menerbitkan bulletin, jurnal maupun dokumen lainnya baik untuk kepentingan anggota, masyarakat umum dan pemerintah Republik Indonesia.
e. Mengadakan kerjasama dengan asosiasi lainnya baik di dalam maupun di luar negeri.
Permasalahan tentang sampah memang gak ada habisnya untuk dibahas ya Mbak... Selalu ada saja terkait hal yang satu ini. Mungkin karena mayoritas masyarakat belum teredukasi dengan sungguh ya?!
BalasHapusWah di Bekasi sudah ya? Cianjur belum nih. Bukan lalu IWITA udah mau buat acara juga eh ada kendala entah apa jadi batal gitu.
BalasHapusWah padahal gak sabar ingin belajar juga nih...
Saya selalu salut dengan orang-orang yang mengabdikan diri dalam upaya pemberdayaan lingkungan seperti ini, apalagi bagi mereka yang meluangkan waktunya dengan mengolah sampah menjadi barang yang memiliki nilai guna
BalasHapusSaya sudah mulai lebih disiplin ga buang sampah sembarang sih, tapi tetep sedih karena masih belum bisa mengurangi sampah di rumah.
BalasHapusPadahal udah meng challenge diri sendiri agar tiap hari mengurangi isi tong sampah dengan mengenal zerro waste.
Kegiatan seperti ini beneran membantu banget demi kelestarian lingkungan :)
keren banget IWITA organisasi perempuan peduli lingkungan, sebagai orang Bekasi aku seneng deh ada kegiatan begini mba secara juga dulu waktu masih tinggal di Jatimulya onde mandeh ujan sikit lgsg banjir sampah dari kali deket tol timur pada berhamburan ke perumahan sampe ga bisa sekolah :(
BalasHapusDuh mbak laily, baca tulisan ini aku jadi inget sesuatu. Bahkan bu RT tempatku tuh enggak ngajarin anaknya untuk untuk buang sampah di tempatnya, dilempar begitu aja di tengah jalan. Gedek aku.
BalasHapusDi depan beliau aku bilang sih, "eh, itu sampahnya dibuqng di tempat sampah dong."
Anaknya ngeliatin aku, bodo amat. Udah SD kok buang sampah aja enggak ngerti
Sampah dari Jakarta pun kayaknya dibuangnya ke TPS di Bekasi. Memang Bekasi harus mampu mengelola sampah dengan baik. Kalau enggak nanti akan jadi masalah besar.
BalasHapusKeren nih Bekasi. Pengelolaan sampahnya sudah makin baik dari hari ke hari. Salt juga dengan IWITA. Program pemberdayaan perempuannya juwaraaa
BalasHapusBtw, itu hasil daur ulangnya cakep-cakep ya. Enggak ngira kalau berbahan dari sampah.
Wah ada acara ini toh di bekasi tapi aku gak tahu informasinya. Bener banget salah satu faktor keterpurukan negara kita adalah menangani sampah.
BalasHapusSenangnya ada bank sampah ya sekarang², jadi sampahnya bisa di daur ulang lagi.
BalasHapusSemoga masyarakat Indonesia lebih peduli lg untuk memilah sampah ya. Dan peduli terhadap lingkungan ��
Keren ada program bank sampah, semoga bisa menjadi solusi pengurangan sampah. Memang sekarang sudah memprihatinkan sampah banyak dimana-mana
BalasHapusTetanggaku banyak juga yang merantau ke Bekasi karena di Bekasi itu gajinya lumayan besar. Dulu jaman masih sekolah sering bikin kerajinan dari barang bekas tapi sekarang udah jarak banget. Terakhir bikin kerajinan dari sampah dan barang bekas itu beberapa bulan yang lalu deh kayaknya.
BalasHapusBener banget nih pengelolaan sampah itu selain bikin kota makin bersih pemanfaatannya juga bisa jd penghasilan dg pelatihan seperti ini. Jadi inget beberapa waktu lalu pernah viral tas dr anyaman keset kalau di Indonesia ��
BalasHapusSemoga makin banyak yang mengelola sampah dan mendirikan bank sampah ya mba. Sayang deh kalau sampah -sampah tak diolah dengan baik seperti yang dilakukan di acara yang mba hadiri. Tapi saya yakin ini memang butuh ketelitian dan ketelatenan ya
BalasHapusBekasi keren banget. Dengan pengelolaan sampah yang manajemennya bagus insyaAllah masalah sampah bisa teratasi ya? Apalagi kalau gak salah sampah di Bekasi jg berasal dr ibukota.
BalasHapusIWITA ini termasuk banyak ya mbak kegiatannya, memberdayakan perempuan sih yg biasanya aku denger, ternyata juga merambah ke masalah sampah. Great.
Indeed.. kota kota besar rawan sekali dg masalah sampah ya mba :( akuoun srbisa mgkn menghindari buang sampah srmbarang, kalo ga ada tempat sampah ya simpan dulu. Tapi blm bs nih utkb3R itu..
BalasHapusBaca ini inget berita soal ikan paus kemarin :( Sedih ya kalau masih ada yang buang sampah sembarangan. Semoga pemerintah mendukung program 3R, Reduce Reuse & Recycle.
BalasHapusMbaaaa... udah dapet info belum aoal kekeberadaan Bank sampah yang ada di Bekasi itu dimana aja? kemarin aku sempet minta data sama salah satu Panitia tapi belum dapet kabar lg.. padahal udah banyak banget yang tanya nih soal keberadaan bank sampah.. kira-kira kalau mau cari info kemana ya? tau gak mbak?
BalasHapusBank sampah ini diperlukan dimana2, masyarakat jadi bisa ngatur pemakaian produk bersampah dan bisa dapat keuntungan dari sampah yg biasanya gak bernilai. Mudah2an di lingkunganku segera ada bank sampah nih, aminn
BalasHapusPenanggulangan sampah sebenerny susah susah gampang ya mba, tapi itu tadi butuh kerjasama antara masyarakat dan pemerintah, jadi mustahil hanya sepihak saja yg menggalakkan ya
BalasHapusSebenarnya kegiatan ini keren banget, upaya pemerintah sudah maksimal tapi sayang kadang ada warga yg belum paham ttg penangana sampah ini..
BalasHapus