Ketiga Co-directors saat menerima hadiah
Adalah Yang Berdiri Sejak Lama karya Ghafara Difa Harashta dinyatakan sebagai juara pertama. Juara kedua diraih oleh Yudhistira Tegar Hermawan lewat film Di Bawah Fly Over. Sedangkan, Pohaci karya Sri Sulistiyani menyabet juara ketiga.
Mereka dinyatakan berhasil dari enam finalis lainnya karena menyuguhkan dokumenter yang syarat dengan keunikan, sensitivitas, dan realita yang ada. Ketiga co-directors tersebut mendapatkan piagam serta hadiah berupa uang tunai.
kacamata Snapchat Spectacles
Ajang Fim Mini Dokumenter Pertama Di Indonesia Menggunakan Snapchat Spectacles ini, memulai proses seleksinya sejak Oktober 2017 hingga Februari 2018. Hampir 1.000 cerita dan foto telah dikirimkan peserta kemudian diseleksi menjadi 20 peserta, lalu diseleksi lagi hingga mendapat 9 anak muda Indonesia sebagai Co-director. Film dokumenter yang bertajuk "Buka Mata, Buka Cerita" ini dihelat oleh perusahaan lokal Insto, yang berada dibawah naungan Combiphar, dengan menggandeng sutradara terbaik.
Sejalan dengan kebijakan Pemerintah dalam mendukung industri kreatif. Kegiatan 'Buka Mata, Buka Cerita' merupakan inisiatif Insto kepada anak muda untuk secara jernih melihat, merekam, dan 'membuka mata' terhadap berbagai peristiwa di kehidupan mereka sehari-hari, melalui teknik dasar pembuatan film mini dokumenter yang baik bersama Nia Dinata sebagai salah satu Sutradara Film terbaik Indonesia," jelas Weitarsa Hendarto, VP Consumer Healthcare & Wellness and International Operations PT.Combiphar.
Film mini dokumenter 'Buka Mata, Buka Cerita' ditayangkan perdana di XXI Lounge Plaza Senayan pada Senin kemarin (12/3), dihadiri oleh VP Consumer Healthcare & Wellness and International Operations PT.Combiphar Weitarsa Hendarto, Sutradara Film Indonesia Senior Nia Dinata, dan aktor film Dion Wiyoko.
Sembilan co-directors yang terpilih berasal dari berbagai kota di Indonesia, seperti Solo, Pontianak, Yogyakarta, Subang, Bandung, Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan sebagainya, mengangkat sembilan cerita dengan tema dan latar belakang yang beragam. Keseluruhan cerita tersebut kemudian diangkat menjadi film Buka Mata, Buka Cerita.
Pada kesempatan tersebut, Weitarsa Hendarto menyampaikan, Insto sudah hadir selama lebih dari 30 tahun di Indonesia dan telah menjadi brand terpercaya untuk solusi iritasi mata ringan.
Sembilan co-directors terpilih berasal dari berbagai kota di Indonesia, seperti Solo, Pontianak, Yogyakarta, Subang, Bandung, Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan sebagainya, mengangkat sembilan cerita dengan tema dan latar belakang yang beragam. Seluruh peserta mendapatkan kesempatan untuk mengikuti workshop selama satu hari bersama Nia Dinata tentang teknik dasar pembuatan film mini dokumenter menggunakan Snapchat Spectacles. Dan cerita tersebut kemudian diangkat menjadi film Buka Mata, Buka Cerita.
"Saya sangat antusias atas kesempatan kerjasama yang diberikan Insto untuk terlibat dalam project ini. Konsep dari project pembuatan film mini dokumenter ini adalah mengajak anak-anak muda untuk secara jujur dan kritis menyampaikan apa yang terjadi di sekitar mereka dan apa yang mereka alami dari sudut pandang mata mereka masing-masing," pungkas Nia Dinata.
"Sepuluh tahun yang lalu saat saya memulai karier, saya tidak memiliki kesempatan seperti ke sembilan peserta ini. Saya mengapresiasi Insto karena telah memberikan kesempatan yang baik bagi anak muda untuk menuangkan kreativitasnya untuk menyampaikan pesan positif kepada masyarakat sesuai dengan tujuan dari kampanye Buka Mata Buka Cerita ini," ungkap Dion Wiyoko.
"Sejak 10 tahun yang lalu saat saya memulai karier, saya tidak memiliki kesempatan seperti ke 9 peserta ini. Saya mengapresiasi ajang ini karena telah memberikan kesempatan yang baik bagi anak muda untuk menuangkan kreativitasnya untuk menyampaikan pesan positif kepada masyarakat," kata Dion.
Film baik dokumenter atau film lainnya sebenarnya about daily life, kejadian sehari-hari yang kita lalui, kata Nia Dinata, di acara #bukamatabukacerita.
0 komentar:
Posting Komentar